POPMARKET – POND’S menghadirkan solusi perawatan kulit wajah yang berfokus pada keseimbangan skin microbiome sebagai pelindung skin barrier melalui rangkaian inovasi POND’S Ultra Light Biome Gel.
Sebagai produk Biome Gel pertama di Indonesia, inovasi ini diperkenalkan lebih luas dalam event “POND’S Biome Lab” pada tanggal 6 – 8 Juni 2025 di Mall Kota Kasablanka.
Event yang digelar bertepatan dengan ajang BeautyFest Asia ini menghadirkan teknologi revolusioner POND’S Microbiome Analyzer dan konsultasi gratis oleh dermatologists dari Alodokter untuk 6.000 beauty enthusiasts.
“Sebagai skincare expert, POND’s mengamati bahwa solusi perawatan kulit yang didasari oleh semakin tingginya minat beauty enthusiasts untuk mengeksplorasi science di balik kebutuhan kulit mereka kini bertumbuh sangat pesat,” kata Esa Mahira Arman, Senior Brand Manager POND’S.
Beberapa tahun terakhir, dijelaskan Esa, skin barrier menjadi salah satu topik hangat di dunia kecantikan karena berperan sangat penting sebagai pelindung utama kulit, yaitu untuk menjaga kelembapan, mencegah iritasi, dan melindungi kulit dari kerusakan akibat polusi, radikal bebas, ataupun infeksi.
“Tak heran, para beauty enthusiasts kini kian aktif mencari informasi dan solusi untuk memperbaiki skin barrier mereka, terlihat dari data Google Trends yang menunjukkan bahwa pencarian untuk kata kunci ‘skin barrier’ terus meningkat hingga 500 persen antara tahun 2020 dan 2024,” papar Esa.
“Di balik fenomena ini, banyak yang belum memahami bahwa menjaga skin barrier saja tidak cukup. Studi global yang diinisiasi National Institutes of Health Amerika Serikat menunjukkan bahwa fungsi skin barrier faktanya sangat dipengaruhi oleh keseimbangan skin microbiome, yaitu kumpulan mikroorganisme yang secara alami hidup di permukaan kulit,” lanjut Esa.
dr. Anesia Tania, Sp, D.V.E, FINSDV, Dermatologist lebih lanjut menjelaskan, “Ibarat sebuah kastil, skin barrier adalah benteng yang melindungi kulit kita dari gangguan, sementara skin microbiome adalah prajurit yang melindungi benteng tersebut supaya tetap kuat,” katanya.
Menurut dr. Anesa, ekosistem skin microbiome yang terganggu akan berdampak langsung terasa pada menurunnya fungsi skin barrier, dimana kulit jadi lebih sensitif, mudah terpapar agresor lingkungan, serta rentan mengalami kondisi seperti kulit kering, kusam, jerawat, eksim, hingga iritasi.
“Sebaliknya, skin microbiome yang seimbang dapat memperkuat skin barrier sehingga mempercepat regenerasi kulit, menghasilkan asam laktat atau lactic acid yang bermanfaat untuk menjaga keseimbangan ekosistem kulit, hingga membantu menjaga keseimbangan pH kulit,” urai dia.